SKENARIO
Ny. Sinta, 28 tahun, P0A0, datang ke klinik dengan keluhan haid tidak
teratur, kadang-kadang 2-3 bulan baru mendapat haid. Ny. Sinta telah menikah
selama 2 tahun.
P0 = Paritas 0 (belum pernah partus)
KATA KUNCI
1. Ny. Sinta 28 tahun
2.
P0A0
3.
Haid
tidak teratur
4.
Kadang-kadang
2-3 bulan baru haid
5. Telah menikah selama 2 tahun
PERTANYAAN
1.
Apa
yang dimaksud dengan haid ?
2.
Bagaimana
anatomi,fisiologi,dan histologi saat terjadi haid normal?
3.
Jelaskan
faktor-faktor penyebab gangguan haid !
4.
Apakah
ada hubungan riwayat Paritas dan abortus dengan gangguan haidnya?
5.
Sebutkan
dan jelaskan differential diagnosis berdasarkan kasus!
6.
Bagaimana
patomekanisme dari DD ?
7.
Sebutkan
dan jelaskan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis!
8.
Bagaimana
penanganan untuk kasus tersebut?
9.
Sebutkan
dan jelaskan komplikasi yang dapat terjadi !
10. Bagaimana prognosisnya!
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Haid
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.
2.
Anatomin,
fisiologi, dan histologi haid normal
·
Anatomi
jalan lahir
- Fisiologi haid normal
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya
haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan
hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya
waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka
panjang siklus mengandung kesalahan -/+ 1 hari. Panjang siklus haid yang normal
atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari., tetapi variasinya
cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang
sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terallu
sama.
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari
diikuti darah sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap
wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita
dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lenih banyak. Jumlah
darah haid >80cc dianggap patologik.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada
wakltu haid, tetapi sebagian kecil merasakan berat dipanggul atau merasa nyeri
(dismenorrhea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat mendapat
haid (menarce) bervariasi lebar yaitu antara 10-16 tahun,tetapi rata-ratanya
12,5 tahun.
Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi harus ada
kerjasama antar korteks cerebri,hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula
thyroidea, glandula suprarenalis dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya.
Yang memegang perana penting daalm proses tersebut adaalh
hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (Hipotalamic-pituitary-ovarian
axis). Menurut toeri neurohormonal yang dianut sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi
hormon gonadotropin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormonal yang
disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus.
Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah diisolasi dan disebut Gonadotropin
Releasing Hormon (Gn RH), karena dapat merangsang pelepasan lutenizing Hormon
(LH) dan Follicel Stimulasing Hormon (FSH) dari hipofisis. Apakah hipotalamus
menghasilkan FSH-RH yang terpisah dari LH-RH belum pasti karena FSH-RH belum
dapat diisolasi.
Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan
membaginya atas dua fase dan satu saat yaitu fase folikuler,saat ovulasi dan
fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan
oleh mekanisme umpan balik (feed back)
antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan
umpan balik negatif terhadap FSH, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan
umpan balik negatif jika kadarnya rendah., dan umpan balik positif jika
kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin ini
mungkin pada hipothalamus.
Tidak lama setealh haid mulai, pada fase folikuler dini,
beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat.
Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus
letum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya filike, produksi
estrogen meningkat dan ini menekan produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi
melindungi dirinya sendiri dengan atresia., sedangkan folikel-folikel lain
mengalami atresia. Pada waktu ini LH juga meningkat, namun perannya pada
tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembangan
folikel yang cepat pada
Fase folikel akhir ketika FSH mulai menurun, menunjukkan
bahwa folikel yang telah masuk itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan
folikel berakhir setealh kadar estrogen daalm plasma jelas meninggi. Estrogen
pada mulanya meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai
puncaknya . ini memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan
dengan lonjakan LH pada pertengahan siklus, mengakibatkan ovulasi. LH meninggi
itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme turunnya
LH tersebut belum jalas. Daalm beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen
menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH menurun. Menurunnya estrogen
mungkin disebabkan oleh perubahan morfologik pada folikel. Mungkin pula
menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek dari LH
terhadap hipothalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjamin terjadinya
ovulasi. Folikel hendaknya pada tingkat yang matang, agar ia dapat dirangsang
untuk berovulasi.
Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setealh lonjakan LH.
Pada manusia biasanya hanya satu filikel yang matang. Mekanisme terjadinya
ovulasi agaknya bukan karena meningkatnya tekanan dalam folikel, tetapi oleh
perubahan – perubahan degeneratif kolagen pada dinding folikel, sehingga ia
menjadi tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang perana dalam peristiwa
itu.
Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulosa
membesar membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein) folikel menjadi
korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan
mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi.
Luteinized granulosa cell dalam korpus luteum itu membuat
progesteron banyak, dan luteinized theca cell membuat pula estrogen yang
banyak., sehingga kedua hormon itu meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai
10-12 hari setealh ovulasi korpus luteum
mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapiler-kapiler
dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesteron dan estrogen. Masa gidup korpus
luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin, dan sekali
terbentuk ia berfungsii sendiri (autonom). Namun, akhir-akhir ini diketahui
untuk berfungsinya korpus luteum diperlukan sedikit LH terus menerus.
Steroidegenesispada ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme degenerasi korpus
luteum jika tidak terjadi kehamilan belum diketahui. 14 hari setelah ovulasi,
terjadi haid. Pada siklus haid normal umumnya terjadi variasi dalam panjangnya
siklus disebabkan oleh variasi dalam fase folikuler.
Pada kehamilan, hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh
adanya rangsangan dari Human Choriogenik Gonadotropin (HCG)., yang dibuat oleh
sinsitotropoblast. Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus
luteum (8 hari pascaovusia), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya fase
luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9-10 minggu
kehamilan. Kemudian, fungsi itu diambil alih oleh plasenta.
Dari uraian diatas jelasalh bahwa kunci siklus haid
tergantung dari perubahan-perubahan kadar estrogen. Pada permulaan siklus haid
meningkatnya FSH disebabkan oleh menurunnya estrogen pada fase lutea
sebelumnya. Berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia
terganting pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang.
Ovulasi terjadi oleh cepatnyaestrogen meningkat pada pertegahan siklus yang
menyebabkan lonjakan LH. Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar LH
minimum yang terus-menerus. Jadi, hubungan antara folikel dan hipothalamus
tergantung pada fungsi estrogen., yang menyampaikan pesan-pesan berupa umpan
balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen
dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal.
Perubahan Histologi Haid Normal
Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk
dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping
itu, terdapat perubahan-perubahan histologik yang disebabkan oeh rangsangan
berbagai kelenjar endokrin. Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5 cm
panjang, 1,5-3 cm lebar, 0,6-1,5 tabal. Pada salah satu pinggirnya terdapat
hilus, tempat keluar masuknya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut
saraf. Ovarium duhubungkan oleh mesovarium dengan ligamentum latum dan
ligamentum ovarii proprium dengan uterus. Permukaan ovarium ditutupi oleh satu
lapis sel kubis yang disebut germinal epitalium. Dibawahnya terdapat tunika
albugenia yang kebanyak terdiri atas serabut-serabut jaringan ikat.
Pada garis besarnya ovarium terdiri atas dua bagian,
yaitu korteks dan medulla. Korteks terdiri atas stroma yang padat, dimana
terdapat folikel-folikel dengan se teurnya. Folikel dapat dijumpai daalm berbagai tingkat perkembangan, yaitu
folikel primer, sekunder, dan folikel yang masak (filikel de Graaf). Juga ada
folikel yang telah mengalami degenerasi yang disebur atresia folikel. Dalam
korteks juga dijumpai korpus rubrum, korpus luteum, dan korpus albikans.
Makin muda usia wanita makin banyak folikel yang
dijumpai. Pada bayi baru lahir terdapat -/+ 400.000 folikel pada kedua ovarium.
Rata-rata hanya 300-400 ovum yang dilepaskan selama masa reproduksi.
Pada masa pasca menopause sangat jarang dijumpai folikel
karena kebanyakan telah mengalami atresia. Dalam medulla ovarium terdapat
pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan jaringan ikat elastis.
Pada masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih
beristirahat dan pada masa pubertas mulai menunaikan faalnya. Perubahan-perubahan
yang terdapat pada ovarium pada siklus haid ialah sebagai berikut. Dibawah
pengaruh FSH beberapa folikel mulai berkembang akan tetapi, hanya satu yang
tumbuh terus menerus sampai menjadi matang. Pada folikel ini mula-mula sel-sel
sekeliling ovum berlipat ganda dan kemudian diantara sel-sel itu timbul suatu
rongga yang berisi cairan yang disebut liquor follllikuli. Ovum sendiri
terdesak kepinggir, dan terdapat ditengah tumpukan sel yang menonjol kedalam
rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum didalamnya itu disebut kumulus
ooforus. Antara ovum dan sel-sel sekitarnya terdapat zona pellusida. Sel-sel
lain yang membatasi ruang follikel disebut membrana granulosa. Dengan tumbuhnya
folikel, jaringan ovarium sekitar folikel tersebut terdesak keluar dan membentuk
dua lapisan, yaitu teka interna yang mengandung banyak pembuluh darah dan teka
eksternya yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Dengan bertambah matang
folikel makin bertambah, maka folikel makin terdesak kepermukaan ovaroium,
malahan menonjol keluar.
Sel-sel pada permukaan ovarium menjadi tipis, dan pada
suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas betul, folikel pecah dan keluarlah
cairan dari folikel bersama-sama ovum yang dikelilingi sel-sel kumulus ooforus.
peristiwa ini disebut ovulasi. Sel-sell lllgranulosa yang mengeilingli ovum yang telah bebas itu disebut korona radiata.
Sel-sel dari membrana granulosa dan teka interna yang
tinggal pada ovarium membentuk korpus rubrum yang berwarna merah oleh karena
perdarahan waktu ovulasi, dan yang kemudian menjadi korpus luteum. Korpus
luteum berwarna kuning karena mengandung zat kuning yang disebut lutein. Ia
mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen. Jika tidak terjadi pembuahan atau
konsepsi, setelah 8 hari korpus luteu mulai berdegenerasi dan setealh 14 hari
mengalami atrofi menjadi korpus albikans (jaringan parut). Korpus luteum
tersebut disebut korpus luteum menstruation. Jika terjadi konsepsi, korpus
luteum dipelihara oleh hormon choriogenik gonadotropin(hCG) yang dihasilkan
oleh sinsitotropoblast dari korion. Ini dinamakan korpus luteum graviditaris
dan berlangsung hingga 9-10 minggu.
Pada manusia, ovulasi biasanya terjadi hanya dari satu
ovarium waalupun kadang-kadang lebih dari satu folikel yang pecah pada satu
waktu yang dapat menghasilkan kehamilan kembar dizigot. Ovum yang telah
dilepaskan berukuran kira-kira 150µ dan cepat mengalami degenerasi kecuali
terjadi fertilisasi.
Fertilisasi biasanya terjadi dalam tuba dekat dengan
fimbrium-fimbrium. Perjalanan ovum dituba memakan waktu 3 hari, dan impalantasi
blastikist uterus biasanya terjadi 6-7 hari setelah fertilisasi.
1.
Faktor-faktor
penyebab gangguan haid
Sebelum kita melihat faktor gangguan haid, kita harus
mengetahui terlebih dahulu gangguan haid itu sendiri. Gangguan haid dan
siklulsnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
1)
Kelainan
dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan
a.
Hipermenorrhea
(>80 ml)
b.
Hipomenorrhea
(< 80 ml)
c.
Menorrhagi
(> 7 hari)
d.
Brakimenore
(< 3 hari)
2)
Kealinan
siklus
a.
Polimenorrhea
(< 21 hari)
b.
Oligomennorhea
( > 35 hari)
c.
Amenorrhea
( > 3 bulan)
3)
Perdarahan
diluar haid
Metroraghi
4)
Gangguan
lain yang ada hubungannya dengan haid
a.
Premenstrual
tension
b.
Mastodinia
c.
Mittelschmerz
(rasa nyeri pada ovulasi)
d.
Dismenorea
Faktor yang mempengaruhi gangguan haid daalm hal ini tidak haid yaitu:
1.
Gangguan
organik pusat: tumor, radang, destruksi
2.
Gangguan
kejiwaan
a.
Syok
emusional
b.
Psikosis
c.
Anoreksia
nervosa
d.
Pseudosiesis
3.
Gangguan
poros hipothalamus-hipophisis
a.
Sindrom
amenorea-gaalktorea
b.
Sindrom
stein-leventhal
c.
Amenorea
hipothalamic
4.
Gangguan
hipofisis
a.
Sindrom
Sheehan dan penyakit simmonds
b.
Tumor
ü
Adenoma
basofil (penyakit chusing)
ü
Adenoma
sidofil (akromegali, gigantisme)
ü
Adenoma
kromofob ( sindrom forbes- Albright)
5.
Gangguan
gonad
a.
Kelainan
kongenital
§
Disgenesis
ovarii
§
Sindrom
testikular
b.
Menopause
prematur
c.
The
insensitiv ovari
d.
Penghentian
fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang dsb.
e.
Tumor
sel granulosa, sel teka, sel hilus, adrenal, arenoblastoma.
6.
Gangguan
glandula suprarenalis
a.
Sindrom
adrenogenital
b.
Sindrom
Chusing
c.
Penyakit
Addison
7.
Gangguan
glandula thyroidea
Hiperthyroid,
hypothyroid, kretinisme.
8.
Gangguan
pangkreas
Diabetes
melitus
9.
Gangguan
uterus, vagina
a.
Aplasia
dan hipoplasia uteri
b.
Sindrom
Asherman
c.
Endometritis
tuberkulosa
d.
Histerektomi
e.
Aplasia
vagianae
10. Penyakit-penyakit umum
a.
Penyakit
umum
b.
Gangguan
gizi
c.
Obesitas
2.
Apakah
ada hubungan riwayat Paritas dan Abortus dengan gangguan haidnya.Hubungan
riwayat paritas dan abortus ditanyakan tentu ada hubungannya dengan keluhan
pasien yaitu haid tidak teratur. Hal ini lebih mengarah kepada bagaiman proses
anamnesa menuju ke diagnosa dari pasien tersebut sehingga kita harus mengetahui
riwayat paritas dan abortus pasien tersebut.
3.
Differential
diagnosis,mekanisme dan penangannya
Polykistic
Ovari Syndrom
Pengertian:
Polikistic
ovari sindrom adalah suatu keadaan dimana terdapat kista di ovarium dengan
jumlah lebih dari satu.
Etiologi
Penyebabanya
yaitu karena adanya produksi estrogen dan androgen yang berlebihan terutama
yang terakhir oleh folikel kistik ovarium sehingga mnyebabkan munculnya kista
pada ovarium.
Gejala-gejala dan klinis
ü
Oligomenorea,
amenorea
ü
Hirsutisme
ü
Infertilitas
ü
Kadang-kadang
kegemukan
ü
Biasanya
pada anak gadis muda setelah menarke
Pada keadaan polikistik ovarium yakni ovarium biasanya berukuran
dua kali dibandingkan normal, tampak putih abu-abu dengan korteks luar licin
dan dipenuhi dengan kista-kista subkorteks bergaris tengah 0,5- 1,5 cm. Secara
histologis terjadi penebalan tunika fibrosa yang kadang-kadang disebut sebagai
fibrosis stroma korteks. Dibawahnya terdapat kista yang dilapisi sel granulosa
dengan hipertrofi dan hiperplasia teka interna yang mengalami luteinisasi.
Korpus liteum tidak ditemukan.
Kelainan biokimiawi utama pada sebagian pasien adaalh
pembentukan berlebihan androgen, kadar LH yang tinggi, dan kadar FSH yang
rendah. Penyebaba perubahan ini tidah diketahui, tetapi diperkirakan ovarium
pada penyakit ini secara berlebihan mengeluarkan androgen yang diubah emnjadi
estrogen dalam simpanan lemak perifer, dan hal ini melalui hipothalamus,
menghambat sekresi FSH oleh hipofisis. Penyebab sekresi androgen oleh ovarium
belum diketahui
Kehamilan
dan Gangguan jiwa
Psikologi Kehamilan
:
Sebagai ekspressi rasa perwujudan diri
& identitas Sebagai wanita,
pengalaman kreatif, Pemuasan narsisitik,perlekatan secara psikologis sejal mulai dlm rahim.
Trimester I :
F perub.hormonal,
irritible, emosi berfluktuasi,
Trimester II :
F pergrkn
janin, jns kelamin sdh jls, kepercayaan kultural (cemas & depresi)
Trimester III :
F peningkatan estrogen,penurunan libido,perubhn tubuh
yang
tidak menarik
termasuk
sex, emosinal yg meningkat
Terapi:
F Perlu pemeriksaan berkala untuk mencegah gangguan fisik & gagguan jiwa, Psikotropik seminimal mungkin (kongenital, teratogenik, sindromaputus obat) Psikoterapi supportive (counseling).
Psikopatologi :
Pseudocyesis
F Perlu pemeriksaan berkala untuk mencegah gangguan fisik & gagguan jiwa, Psikotropik seminimal mungkin (kongenital, teratogenik, sindromaputus obat) Psikoterapi supportive (counseling).
Psikopatologi :
Pseudocyesis
Pseudisiesis adalah suatu
keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada wanita yang tidak
hamil. Gejala-gejala ini merupakan ilistrasi yang jelas tentang pengaruh jiwa
pada seorang wanita, yang ingin sekali hamil. Pseudosiesis dapat ditemukan pula
pada wanita yang takut akan kehamilan, akan tetapi hal ini jauh lebih jarang.
Gejala-gejalanya ialah amenorea, mula sampai muntah, mamma membesar, berat
badan naik, dan perut tampak membesar
bahkan dirasakan gerakan janin pula.
Diagnosis mudah dibuat dengan
menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil
yang negatif. Yang lebih sulit ialah menginsafkan penderita bahwa ia tidak
hamil, dan membantu mengatasi kekecewaannya. Biasanya masaalhnya dapat
ditangani oleh seorang ahli ginekologi, akan tetapi kadang-kadang diperlukan
bantuan seorang ahli penyakit jiwa.
F Berhentinya haid, morning sickness, pembesaran payudara, pigmentasi, delusional psikosomatik→ konversi, konflik yang tidak disadari.
F Berhentinya haid, morning sickness, pembesaran payudara, pigmentasi, delusional psikosomatik→ konversi, konflik yang tidak disadari.
Terapi
:
P.Support, antipsikotik(Haloperidol dosis
rendah).
Hyperemesis
Gravidarum :
Muntah
yangg
kronis, persisten & sering, penurunanberat badan & dehidrasi.
Etilogi
:
Tidak
diketahui, gangguan endokrin, anoreksia nervosa, bulimia
nervosa, perubahan
hormonal.
Terapi
:
Counseling,
koreksi fisik, psikotropik seminimal mkn (CPZ 25 mg).
Postpartumblue:
Kesedihan yg normal, 50%-80% kelahiran, gangguan emosi(disforia,irritable,menangis),3-10days p.partum, E/ perubh hormon secara tiba-tiba (estradiol & progesteron), stres kelahiran anak, peningkatan tanggung jawab.
Depresi pospartum :
10-15% kelahiran,gangguan depresi, ide bunuhdiri, melancholia, neurosthenia, insomnia, durasi 6-9 bln
Kesedihan yg normal, 50%-80% kelahiran, gangguan emosi(disforia,irritable,menangis),3-10days p.partum, E/ perubh hormon secara tiba-tiba (estradiol & progesteron), stres kelahiran anak, peningkatan tanggung jawab.
Depresi pospartum :
10-15% kelahiran,gangguan depresi, ide bunuhdiri, melancholia, neurosthenia, insomnia, durasi 6-9 bln
Pospartum psikotik :
0,1%
kelahiran, 90% mood disorders, 40% mania, deliirum, confusion, agitasi,
insomnia, depersonalisasi, halusinasi, delusi, onset akut 2mgg setelah partus, durasi 2-3 bln, prognosis
baik.
Kelainan jiwa
Syok emosional karena trauma atau kejadian yang
menyedihkan, misalnya masuk kamp konsentrasi pada perang dunia. Penggantian
lingkungan dapat menimbulkan amenorea. Biasanya amenorea ini bersifat sementara
dan menghilang jika yang menjadi sebabnya sudah tidak ada lagi, atau setelah
diberi penerangan secukupnya.
Psikosis
Psikosis yang paling sering ditemukan bersama amenorea
ialah penyakit yang disertai depresi. Diagnosis dan terapi harus ditengani oleh
seorang ahli psikiatri.
Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan suatu sindrom yang paling
dramatis diantara penyakit kejiwaan yang menyebabkan amenorea. Penyakit ini
terutama dijumpai pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup
berat.
Terdapat amenorrhea yang sudah terjadi sebelum penderita
menjadi kurus betul, tidak ada nafsu makan, ada gangguan gizi yang berat tetapi
tanpa letargi, dan rasa nyeri di epigastrium. Selanjutnya terdapat tingkat
metabilisme basal yang rendah, hipoglikemia, suhu lebih rendah dari normal, dan
bradikardi. Penderita tampaknya sangat kurus, ada gejala hirsutisme dengan
pertumbuhan rambut lanugo yang halus, rambut ketiak dan pubis yang normal, dan
atropi alat-alat genitalia. Gejala-gejala menunjukkan adanya gangguan
metabilosme karena menurunnya fungsi hipofisis, mungkin karena gangguan fungsi
hipothalamus. Pemeriksaan endokrinologik menunjukkan kadar hormon-hormon
dibawah normal. Anoreksia nervosa dapat dibedakan dari penyakit Simmond karena
penderita tetap aktif.
Penanganan anoreksis nervosa harus dilakukan oleh ahli
psikiatri. Jika berat badan naik lagi maka haid dapat kembali dalam 3 bulan.
DAFTAR
PUSTAKA
Robbins.
2007. Buku Ajar Patologi edisi 7 volume 2.
Jakarta. EGC
Prof.DR.dr.
Sarwono Prawirohardjo,SP.OG. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Kamus
kedokteran Dorlan edisi 29. EGC
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !