SKENARIO
Seorang pria umur 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering kencing yang dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4 – 5 kali semalam untuk buang air kecil. Penderita juga mengeluh selalu haus dan tenggorokan terasa kering. Sekitar 3 bulan lalu, penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat tidak sadar selama 5 hari.
Seorang pria umur 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering kencing yang dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4 – 5 kali semalam untuk buang air kecil. Penderita juga mengeluh selalu haus dan tenggorokan terasa kering. Sekitar 3 bulan lalu, penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat tidak sadar selama 5 hari.
KATA KUNCI
1. Seorang pria umur 50 tahun
- Sering kencing (poliuria) sejak 2 bulan terakhir
- Sering terbangun 4-5 kali semalam untuk buang air kecil
- 3 bulan lalu penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan tidak sadar selama 5 hari.
PERTANYAAN
1 1. Jelaskan Anatomi, fisiologi dan
histology dari sisitem yang terkait?
2 2.
Bagaimana
patomekanisme dari gejala-gejala yang terkait?
- Bagaimana hubungan riwayat kecelakaan dengan keadaan sekarang?
- Bagaimana DD dari scenario ?
- Bagiamana etiologi dari Diagnosis sementara?
- Patomekanisme dari diagnosis sementara?
- Bagaimana pemeriksaan tambahan/anamnesa tambahan?
- Penatalaksanaan dari diagnosis sementara?
- Prognosis dari diagnosis?
Jawaban
1.Anatomi,fisiologi
dan histologi sistem terkait
ANATOMI
- Kelenjar pituitary atau hipofisis, adalah sebuah kelenjar endokrin kecil yang terletak di rongga bertulang di dasar otak tepat di bawah hipotalamus. Hipofisis dihubungkan ke hipotalamus oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum, yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah halus.
- Terdiri dari dua lobus, posterior dan anterior . Lobus anterior lebih besar dari lobus posterior.
- Lobus Anterior :
- TSH, untuk kelenjar thyroid
- FSH, untuk ovarium
- ACTH, untuk glandula suprarenalis
- GH (Growth Hormon), untuk pertumbuhan
- LH, untuk ovarium
- ICSH pada pria, untuk testis
- Prolactin/Lactogenic
Hormon, untuk mammae
- MSH, untuk kulit
- Lobus Posterior :
- Oxytocin, untuk
kontraksi uterus (pada orang hamil pada saat melahirkan dan
produksi ASI)
- Vasopresin/ADH,
mengatur retensi air dan Na di tubulus distal
Anatomi Pancreas :
- Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus. Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin
Histologi
FISIOLOGI
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama; menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone
penting seperti:
-
Insulin yang dihasilkan sel beta
-
GHS yang dihasilkan sel epsilon
-
GHIH yang dihasilkan sel delta
Fungsi pankreas :
1.
Exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya,
yang membentuk getah pancreas dan yang berisi enzim dan elektrolit. Cairan
pencerna tersebut berjalan melalui saluran ekskretori halus dan akhirnya
dikumpulkan oleh dua saluran, yaitu yang utama disebut Wirsungi dan duktus
Santorini, yang masuk ke dalam duodenum. Saluran utama bergabung dengan saluran
empedu di Ampula Vater.
2.
Endokrin, tersebar diantara alveoli pancreas terdapat
kelompok-kelompok kecil sel epitelium, yang jelas terpisah dan nyata , yaitu
kepulauan langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin.
2. Patomekanisme dari
gejala-gejala yang terkait
:
3.
Hubungan riwayat
kecelakaan dengan keadaan sekarang?
·
Hipofisis Anterior juga disebut adenohipofisis,
terdiri dar jaringan non-saraf. Kelenjar ini secara anatomis terpisah dari
hipotalamus, tetapi secara fungsional berhubungan dengannya melalui suplai
darahnya. Hipofisis anterior menerima darah melalui drainase vena dari
hipotalamus. Sewaktu darah yang mengalir dalam suatu vena terbagi ke dalam
jaringan kapiler lain dan bukan mengalir ke vena kava, maka system tersebut
disebut vena portal. Dengan demikian hipotalamus dan hipofisis anterior dihubungkan
oleh system aliran darah portal hipotalamus-hipofisis anterior. Karena telah
digunakan oleh hipotalamus, maka darah dalam system ini kurang mengandung
oksigen tetapi kaya akan pesan hormone yang diberikan oleh hipotalamus ke dalam
eminensia mediana. Dengan demikian, hipofisis anterior adalah organ sasaran
utama bagi hipotalamus dan berespons terhadap hormone hipotalamus dengan
melepaskan hormone – hormonnya sendiri.
·
Hipofisis posterior juga disebut neurohipofisis,
adalah jaringan saraf sejati yang secara embriologis berasal dari hipotalamus.
Pada hipofisis posterior terdapat juga tiga bagian : eminensia mediana (kadang
– kadang dianggap sebagai jaringan hipotalamus) tempat hipotalamus mengeluarkan
releasing hormones untuk hipofisis anterior ; akar infundibulus yang
menghubungkan hipotalamus dengan hipofisis posterior; dan prosesus infundibulus
yang merupakan ujung hipofisis posterior.
Dari
riwayat kecelakaan tersebut, bahkan sampai menyebabkan ketidaksadaran selama 5
hari. Hal itu, berhubungan dengan keadaan yang sekarang pada pria tersebut. Hal
ini disebabkan adanya trauma, terkhusus pada di hipofisis posterior nya. Dimana
terjadi keluhan polydipsi dan poliuria. Disebabkan karena terjadi gangguan pada
produksi hormone ADH nya. Dimana sesuai
table diatas, pada hormone ADH fungsinya untuk meningkatkan reabsorpsi air oleh
ginjal dan menimbulkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah.
4.Diagnose
different dari skenario :
Diagnosa sementara dari skenario adalah Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon ADH
yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan, dan pengeluaran sejumlah besar air
kemih yang sangat encer (POLIURIA).
Suatu penyakit yang diakibatkan oleh berbagai penyebab
yang dapat mengganggu mekanisme neurohypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam
mengkonversi air.
5.Etiologi
dari dari diagnosa ?
Etiologi diabetes insipidus dibagi dua:
- DI sentralis:
- adanya tumor pada
hipotalamus
- trauma kepala
- cedera pos operasi
- DI Nefrogenik
- penyakit ginjal
kronik
- gangguan elektrolit
- Pengaruh obat-obatan
6.Patomekanisme
dari diagnosa ?
¢ Diabetes
Insipidus neurogenik
Adanya respon ADH yang tidak adekuat terhadap
osmolaritas plasma dan terjadi ketika terdapat lesi organik pada hipotalamus
¢ Diabetes
insipidus nefrogenik
Adanya respon renal yang tidak adekuat
terhadap ADH.
¢ Diabetes
Insipidus psikogenik
7.Pemeriksaan Penunjang dari
diagnosa ?
Adanya asupan cairan yang ekstrem dan mungkin
bersifat idiopati atau berhubungan dengan psikosis ataupun sarkoidosis.
Jika
kita mencurigai penyebab poliuria ini adalah Diabetes Insipidus, maka harus
melakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis dan untuk membedakan apakah
jenis Diabetes Insipidus yang dialami, karena penatalaksanaan dari dua jenis
diabetes insipidus ini berbeda. Ada beberapa pemeriksaan pada Diabetes
Insipidus, antara lain:
- Fluid deprivation menurut martin Goldberg
Sebelum
pengujian dimulai, pasien diminta untuk mengosongkan kandung kencingnya
kemudian ditimbang berat badannya, diperiksa volum dan jenis atau osmolalitas
urin oertama. Pada saat ini pasien diambil sampel plasma untuk diukur
osmolallitasnya.
Pasien
diminta buang air kecil sesering mungkin paling sedikit setiap jam.
Pasien
ditimbang setiap jam bila dieresis lebih dari 300ml/jam atau setiap 3 ja bila
dieresis kurang dari 300ml/jam.
Setiap sampel urin sebaiknya diperiksa osmolalitasnya dalam
keadaan segar atau kalau hal ini tidak mungkin dilakukan semua sampel harus disimpan dalam botol yang tertutup
rapat serta disipan dalam lemari es.
Pengujian dihentikan setelah 16 jam atau berat badan menurun
3-4% tergantung mana yang terjadi lebih dahulu.(13)
- Hickey Hare atau Carter-Robbins test
Cairan
NaCl hipertonis diberikan intravena dan akan menunjukkan bagaimana respon
osmoreseptor dan daya pembuatan ADH. Caranya (williams)
a.
Infuse dengan dextrose dan air sampai terjadi dieresis
5 ml/menit (biasanya 8-10 ml/menit).
b.
Infuse
diganti dengan NaCl 2,5 % dengan jumlah 0,25 ml/menit/kgbb. Dipertahankan
selama 45 menit.
c.
Urin ditampung selama 15 menit.
Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun
secara mencolok.
Perhatian :
pemeriksaan ini cukup berbahaya.
- Uji haus
Dilihat berapa lama penderita bisa tahan
tanpa minum. Biasanya tidak lama anak akan menjadi gelisah, banyak kencing dan
terjadi bahaya dehidrasi. Berat jenis urin tetap rendah, sedangkan pada
compulsive water drinker berat jenis urin akan naik.
- Masukan air
Diukur
jumlah minum kalau diberi kesempatan bebas.
- Uji nikotin
Produksi
vasopressin oleh sel hipotalamus langsing dirangsang oleh nikotin. Obat yang dipakai adalah nikotin salisilat
secara intravena. Akibat sampingnya adalah mual dan muntah.
Penilaian :
kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok.
Perhatian :
pemeriksaan ini cukup berbahaya.
- Uji Vasopresin
Pemeriksaan
ini untuk membuktikan bahwa ginjal dapat memberikan respons terhadap ADH. Obat
yang dipakai adalah pitresin.
8.
Penatalaksanaan dari diagnosa ?
Pengobatan
diabetes insipudus harus disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkannya. Pada
pasien DIS parsial dengan mekanisme rasa haus yang utuh tidak diperlukan terapi apa-apa selama gejala nokturia dan
poliuria tidak menganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Tetapi pasien dengan
gangguan pada pusat rasa haus, diterapi dengan pengawasan yang ketat untuk
mencegah terjadinya dehidrasi. Ini juga
berlaku bagi orang-orang yang dalam keadaan normal hanya menderita DIS parsial
tetapi pada suatu saat kehilangan kesadaran atau tidak dapat berkomunikasi.
Pada
DIS yang komplit biasanya diperlukan terapi hormone pengganti ( hormonal replacen). DDAVP ( 1-
desamino -8-d- arginine vasopressin) merupakan obat pilihan utama untuk
DIS. Obat ini merupakan analog arginine
vasopressin manusia sintetik, mempunyai
lam kerja yang panjang dan hanya mempunyai sedikit efek samping jarang
menimbulkan alergi dan hanya mempunyai sedikit pressor effec. Vasopressin
tannate dalam minyak ( campuran lysine
dan arginine vasopressin ) memerlukan
suntikan setiap 3-4 hari. Vasopressin dalam
aqua hanya bermanfaat untuk diagnostic karena lama kerjanya yang pendek.
Selain
tererapi hormone pengganti dapat juga dipakai terapi adjuvant
yang secra fisiologis mengatur keseimbangan air dengan cara :
·
Mengurangi jumlah air ke tubulus distal dan collecting duct.
·
Memacu pelepasan ADH endogen
·
Meningkatkan efek ADH endogen yang masih ada pada tubulus ginjal.
Obat- obatan adjuvan yang biasa dipakai adalah
:
Diuretic Tiazid
Menyebabkan
suatu natriuresis sementara, deplesi ECF
ringan dan penurunan GFR. Hal in I
menyebabkan peningkatan reabsorbsi Na+ dan air pada nefron yang lebih
proksimal sehingga menyebabkan
berkurangnya air yang masuk ke tubulus distal dan collecting duct. Tetapi penurunan
EABV ( Effective arterial blood
volume ) dapat menyebabkan
terjadinya hipotensi ortostatik.
Obat ini dapat dipakai pada DIS maupun
DIN.
Kloropropamid
Meningkatkan
efek ADH yang masih ada terhadap tubulus ginjal dan mungkin pula dapat meningkatkan
penglepasan ADH dari hipofisis. Dengan demikian obat ini tidak dapat
dipakai pada dIS komplit atau DIN. Efek
samping yang harus diperhatikan adalah timbulnya hipoglikemia. Dapat
dikombinasikan dengan tiazid untuk mencapai efek maksimal. Tidak ada sulfonilurea
yang lebih efektif dan kurang toksik dibandingkan dengan klopropamid pengobatan
diabetes insipidus.
Klofibrat
Seperti
klopropamid, klofibrat juga meningkatkan penglepasan ADH endogen. Kekurangan
klofibrat dibandingkan dengan klorpropamid adalah harud diberikan 4 kali sehari, tetapi tidak menimbulkan
hipoglikemia. Efek samping lain adalah
gangguan saluran cerna, miositis, gangguan fungsi hati. Dapat dikombinasi dengan
tiazid dan klorpropamid untuk dapat
memperoleh efek maksimal dan mengurangi efek samping pada DIS parsial.
Karbamazepin
Suatu
anti konvulsan yang terutama efektif dalam pengobatan tic douloureux, mempunyai
efek seperti klofibrat tetapi hanya mempunyai sedikit kegunaan dan tidak
dianjurkan untuk dipakai secara rutin.
9.Prognosis dari diagnosa?
Diabetes
insipidus nefrogenik primer merupakan penyakit seumur hidup dengan prognosis
baik jika dehidrasi hipernatremik dapat dihindari. Konseling genetic harus
diberikan pada keluarganya. Prognosis bentuk penyakit sekunder tergantung pada
sifat gangguan primer. Sindrom ini dapat sembuh sesudah koreksi lesi
obstruktif.
REFERENSI
— Buku Ilmu penyakit dalam JILID III
— Fisiologi Kedokteran Guyton Dan Hall.
— Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari sel ke
sistem Edisi 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar