Rabu, 10 Juli 2013

Riset: Bakteri Tumbuh Aneh di Luar Angkasa


Para peneliti di Badan Antariksa Nasional AS NASA menemukan bahwa perkembangbiakan bakteri di ruang angkasa ternyata berbeda dengan di Bumi. Bahkan, peneliti terperangah saat mengetahui bakteri di ruang angkasa tumbuh dengan aneh.

Dilansir Live Science, 10 Juli 2013, untuk melihat bagaimana pertumbuhan bakteri di ruang angkasa, tim ilmuwan mengirim sampel bakteri Pseudomonas aeruginosa, bakteri yang dikaitkan dengan penyakit pada manusia, ke orbit pesawat ulang alik NASA, Atlantis.

Kemudian, peneliti meletakkan bakteri itu pada biofilm. Biofilm merupakan sejenis kumpulan bakteri yang melekat pada suatu permukaan khusus di atas pesawat ruang angkasa itu.

Pada biofilm tersebut, bakteri memiliki lebih banyak sel hidup, lebih tebal serta lebih memiliki biomassa dibandingkan koloni bakteri yang tumbuh pada gravitasi normal seperti di Bumi.

Bakteri yang berada di ruang angkasa, kata ilmuwan NASA, tumbuh pada struktur kanopi dan koloni yang belum pernah teramati pada koloni bakteri di Bumi sebelumnya. Ini menjadi temuan aneh bagi para ilmuwan.

"Biofilm merajalela pada stasiun ruang angkasa Mir, dan untuk di ISS (stasiun ruang angkasa internasional), itu jadi tantangan. Tapi, kami masih belum tahu secara jelas apa peran gravitasi dalam pertumbuhannya," jelas Cynthia Collins, Asisten Profesor pada Departemen Teknik Kimia dan Biologi Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York, AS.

Collins, yang juga pemimpin studi pada NASA, berpendapat pesawat ruang angkasa mempengaruhi perilaku koloni bakteri, dan ia menyoroti pentingnya memahami bahaya dan manfaat interaksi manusia dan bakteri agar dapat diubah di ruang angkasa.

"Penampilan dan struktur unik biofilm P. aeruginosa terbentuk pada mikrogravitasi menunjukkan pada dasarnya, bakteri itu beradaptasi dengan lingkungan di luar Bumi dalam berbagai cara," jelas Collins.

       Pseudomonas aeruginosa, bakteri yang tumbuh di pesawat ulang alik Atlantis, membentuk format kanopi dan koloni yang belum pernah teramati pada koloni bakteri di Bumi sebelum-sebelumnya. (NASA)

Studi lanjutan

Untuk itu, imbuhnya, studi lanjut soal pertumbuhan jangka panjang dan adaptasi lingkungan gravitasi rendah sangat layak dilakukan.

Setidaknya, studi ini bisa menjadi uji coba, agar mencegah dampak buruk bakteri pada astronot yang mengeksplorasi Mars.

Ilmuwan telah mengirim 12 perangkat dengan delapan botol bakteri P. aeruginosa. Setelah di ruang angkasa, astronot di pesawat Atlantis memasukkan bakteri ke dalam urin palsu dan ilmuwan memantau dari Bumi. 

Setelah uji coba di ruang angkasa, sampel dibawa kembali ke Bumi dan ilmuwan mengambil gambar 3D rinci biofilm bakteri untuk mendalami struktur internal bakteri.

Metode riset lain juga dilakukan untuk menyelidiki ketebalan koloni dan pertumbuhan sel.

Penelitian ini telah diterbitkan dalam edisi 20 April Jurnal Plos One.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar