Minggu, 28 Oktober 2012 - Para peneliti telah menemukan
apa yang mereka sebut sebagai satu-satunya fosil yang pernah ditemukan
dari serangan seekor laba-laba pada mangsanya yang terperangkap
jaringnya – sebuah potret berusia 100 juta tahun dari sebuah peristiwa
yang terbekukan oleh waktu.
Fosil yang sangat langka ini adalah
sebuah amber yang melestarikan peristiwa ini dengan detail, sebuah
peristiwa yang terjadi di Lembah Hukawng Myanmar di zaman Kapur Awal
antara 97-110 juta tahun lalu, hampir pasti sejaman dengan para
dinosaurus yang bergerak di sekitarnya.
Selain
menunjukkan bukti fosil pertama dan satu-satunya mengenai seekor
laba-laba yang menyerang mangsanya di jaringnya, amber ini juga
menunjukkan jasad laba-laba jantan di jaring yang sama. Ini menjadi
bukti tertua perilaku sosial laba-laba, yang masih ada dalam beberapa
spesies yang relatif langka. Sebagian besar laba-laba bersifat soliter,
bahkan kanibal, dan jantannya tidak akan ragu menyerang spesies muda di
jaring yang sama.
“Laba-laba kecil
ini akan memakan seekor tawon parasit kecil, namun tidak pernah
mencapainya,” kata George Poinar, Jr., profesor zoologi di Oregon
State University dan pakar dunia mengenai serangga yang terjebak di
amber. Ia menggariskan temuan ini dalam sebuah publikasi baru di jurnal
Historical Biology.
“Ini adalah seekor tawon jantan yang mendadak terjebak dalam jaring laba-laba,” kata Poinar. “Ini adalah mimpi
buruk bagi sang tawon, dan tidak pernah berakhir. Tawon ini melihat
laba-laba akan menyerangnya ketika getah pohon mengalir dan memerangkap
mereka berdua.”
Laba-laba adalah
invertebrata purba yang diyakini para peneliti berasal dari 200 juta
tahun lalu, namun bukti fosil tertua laba-laba hanya berusia 130 juta
tahun. Serangan aktual antara laba-laba dan mangsanya ini belum pernah
terekam dalam fosil sebelumnya, kata para peneliti.
Getah
pohon yang membentuk amber dikenal atas kemampuannya mengalir pada
serangga, tanaman kecil, dan bentuk kehidupan lainnya, melestarikan
mereka hampir sempurna sebelum ia berubah menjadi batu setengah mulia.
Ia sering memberikan gambaran biologi masa
lalu pada para ilmuan. Laba-laba ini, yang dapat menunggu dengan sabar
selama berjam-jam untuk menangkap mangsa, tersiram oleh getah hanya
sepersekian detik sebelum ia menyerang.
Tipe
tawon ini, kata Poinar, merupakan anggota kelompok yang dikenal
sekarang menjadi parasit laba-laba dan telur serangga. Dalam konteks
tersebut, serangan laba-laba dapat dipandang sebagai balas dendam.
Baik
laba-laba maupun tawon ini merupakan anggota genera yang telah punah
dan dijelaskan dalam makalah ini. Setidaknya 15 untai sutera laba-laba
tak putus ditemukan dalam potongan amber, dan sebagian darinya merupakan
penjebak sang tawon.
Matanya yang besar dan mungkin ketakutan sekarang menatap abadi pada penyerangnya, bergerak untuk membunuhnya.
Sumber berita:
Referensi jurnal:
George Poinar, Ron Buckley. Predatory
behaviour of the social orb-weaver spider, Geratonephila burmanica n.
gen., n. sp. (Araneae: Nephilidae) with its wasp prey, Cascoscelio
incassus n. gen., n. sp. (Hymenoptera: Platygastridae) in Early
Cretaceous Burmese amber. Historical Biology, 2011; DOI: 10.1080/08912963.2011.640399
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !