Shinya Yamanaka
Riset Gurdon dan Yamanaka mengubah pandangan bahwa spesialisasi sel
tidak bersifat balik. Berdasarkan riset dua peneliti itu, sel dewasa
yang telah mengalami spesialisasi ternyata bisa diubah lagi menjadi sel
punca sehingga bisa berubah menjadi jenis sel yang lain.Untuk bisa diakui sebagai penelitian hebat dan layak mendapatkan hadiah nobel, butuh waktu setengah abad. Riset dimulai pada tahun 1962 dan baru pada tahun ini publik secara luas bisa mengetahuinya. Penerapannya sudah terbayang namun belum bisa dirasakan.
Berawal dari kloning katak
Gurdon memulai penelitian pada tahun 1962 atas rekomendasi dari supervisor-nya. Ia mencoba menginjeksikan inti sel usus katak dewasa yang mengandung DNA ke sel telur yang inti selnya telah diangkat.
Gambar di sebelah kiri menunjukkan riset Gurdon 50 tahun lalu, mengganti inti sel telur katak dengan inti sel somatik. Gambar di sebelah kanan menunjukkan riset Yamanaka, menginduksi sel somatik dewasa dengan protein yang berperan dalam pemrograman sel.
Penelitian Gurdon awalnya menuai sikap skeptis dari ilmuwan lain. Pasalnya, dipahami sebelumnya bahwa sel dewasa adalah sel yang sudah mengalami spesialisasi, tidak bisa membuahi.
Namun, di luar dugaan, Gurdon membuktikan bahwa pandangannya benar. Inti sel usus katak dapat berperilaku seperti inti sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi, individu baru tetap dapat dihasilkan.
Penelitian Gourdon menjadi salah satu awal penelitian sel punca dan kloning. Salah satu pencapaian kloning adalah domba Dolly yang lahir tahun 1996. Domba itu adalah satu-satunya mamalia kloning yang hidup dari 277 percobaan.
Meski berhasil membuktikan, Gourdon tetap tak percaya diri. Diberitakan Nature, Selasa, Gurdon baru memublikasikan hasil risetnya 2 tahun setelah mendapatkan gelar doktor di Oxford University dan menuntaskan postdoc di California Institute of Technology.
Jawaban setelah 44 tahun
Penelitian Gurdon telah dikonfirmasi kebenarannya oleh ilmuwan lain. Namun, satu pertanyaan tersisa. Bagaimana sel dewasa mampu berubah lagi menjadi sel punca? Gen apa yang berperan? Di sinilah peran serta Yamanaka.
Yamanaka meneliti sel-sel tikus. Pada tahun 2006, ia menemukan empat protein atau agen transkripsi yang berperan dalam pemrograman ulang sel. Dengan injeksi protein itu, Yamanaka bisa mengubah sel dewasa menjadi sel punca.
Sel punca yang dihasilkan dari riset Yamanaka disebut induced pluripotent cell (iPS Cell) atau sederhananya sel punca bersifat pluripotensi hasil induksi. Beragam manfaat bisa dipetik dari sel hasil riset ini.
Saat penelitian, Yamanaka menggunakan sel jaringan ikat pada tikus. Dari hasil pemrograman ulang sel, sel punca yang dihasilkan bisa diubah menjadi sel jantung, saraf dan jenis sel yang terspesialisasi lainnya.
Aplikasi riset
Hasil riset Gurdon dan Yamanaka punya banyak manfaat dalam bidang kedoteran, terutama mengatasi penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, jantung dan lainnya. Namun, masih perlu waktu lama untuk mewujudkan keefektifan metode ini.
Saat ini, paling tidak, riset Gurdon dan Yamanaka memungkinkan ilmuwan memperlajari asal usul suatu penyakit. Sel yang diprogram ulang didorong untuk menumbuhkan jaringan yang sakit. Dengan demikian ilmuwan dapat memahami bagaimana suatu penyakit bisa berkembang.
Salah satu contoh penerapan sel punca adalah penumbuhan kuping di cawan petri. Silahkan baca: Menumbuhkan kuping di cawan petri.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar