Minggu, 14 Oktober 2012 - Genom-genom lalat Afrika
menunjukkan bahwa, hanya dalam beberapa dekade ini, lalat-lalat yang
serupa dengan yang ditemukan di Eropa dan AS telah membangun kembali
populasi di Afrika.
Saat nenek moyang manusia keluar dari Afrika puluhan ribu tahun yang lalu, lalat buah Drosophila melanogaster
ikut serta bersama mereka. Kini lalat buah, yang secara luas digunakan
untuk penelitian genetika, kembali ke Afrika dan membangun populasi,
berdampingan dengan lalat yang tak pernah meninggalkan Afrika —
menawarkan wawasan baru tentang pendorong yang membentuk variasi
genetik.
Itulah salah satu temuan dari dua makalah yang
dipublikasikan bulan ini oleh para peneliti dari Universitas California,
Davis, serta para kolega lainnya, yang mendeskripsikan genom dari
hampir 200 strain lalat kecil.
Hasil kerja ini mengungkap bukti kuat seleksi alam secara keseluruhan pada genom D. melanogaster, kata Charles Langley, profesor genetika di Departemen Evolusi
dan Ekologi Universitas California, Davis, dan sebagai penulis dalam
kedua makalah. Itu sangat kontras dengan apa yang diketahui dari genom
manusia, yang menunjukkan bukti yang relatif sedikit mengenai
adaptasinya selama 100.000 tahun terakhir.
Riset ini secara
keseluruhan bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam pada berbagai
pendorong yang membentuk variasi genetik, kata Langley. Sementara, para
ahli genetika manusia tengah mengerjakan pengurutan seribu genom
manusia untuk mencapai tujuan yang sama, pengetahuan yang diperoleh dari
mempelajari genetik lalat telah dan akan membantu upaya tersebut.
“Sebagian
besar teori dan metode statistik tentang genetik manusia sejak
awal mendorong dilakukan studi tentang lalat, karena lalat lebih mudah
dan lebih cepat dalam pengerjaannya,” kata Langley, “Model organisme
seperti ini berperan penting dalam mengembangkan peralatan dan berbagai
gagasan.”
Makalah pertama, yang dipublikasikan pada 1 Oktober dalam jurnal Genetics, melaporkan genom dari 37 strain Drosophila
yang dikumpulkan di Raleigh, N.C., dan enam strain dari sub-Sahara
bagian Malawi. Makalah lainnya, yang dipublikasikan baru-baru ini dalam PLoS Genetics, mendeskripsikan 139 strain lalat yang meliputi 22 populasi di Afrika dan satu di Eropa.
Drosophila melanogaster
berasal muasal dari Afrika, dan di situlah mereka menunjukkan sebagian
besar keragaman genetik — seperti yang terjadi pula pada manusia. Lalat
ini diduga muncul di Eropa sekitar 50.000 tahun yang lalu, berdampingan
dengan manusia modern. Dalam perjalanannya, baik manusia maupun lalat dipersempit sedemikian rupa melalui ’hambatan’ genetik[1] yang
mengurangi keragaman dalam populasi. Dari generasi ke generasi,
strain-strain lalat yang berbeda mengembangkan ceruk-ceruk yang cukup
terspesialisasi – misalnya, kegemaran mendiami tempat pembuatan bir.
Namun
genom-genom lalat Afrika menunjukkan bahwa, hanya dalam beberapa dekade
terakhir, lalat-lalat yang serupa dengan yang ditemukan di Eropa dan AS
telah membangun kembali populasi di Afrika, terutama dalam
lingkungan-lingkungan baru seperti perkotaan dan industrial yang sedang
berkembang. Sebagai contoh, di mana pabrik bir dan botol bir modern
telah mengganti posisi pembuatan bir tradisional di Afrika, maka
lalat-lalat pabrik yang “ter-Eropanisasi” mengikuti perubahan tersebut.
Gen-gen “Eropa” tersebut menyebar lebih cepat dibanding apabila penyebarannya terjadi melalui proses acak, tulis para peneliti.
“Mungkin urbanisasi dan pembangunan disukai oleh lebih banyak lalat “Eropa”,” kata Langley.
Universitas
California, Davis, dikenal dalam dunia internasional untuk risetnya di
bidang evolusi, ekologi dan genetika. Para peneliti di universitas ini
melakukan kerjasama dalam upaya mengurutkan genom dari berbagai varietas
tanaman dan hewan, meliputi gandum, padi, ketimun, kuda, kucing dan
ayam. Untuk penelitian kali ini, mereka memperoleh pendanaan dari
National Institutes of Health.
Keterangan:
- Hambatan genetik, atau hambatan populasi (population bottleneck), adalah peristiwa evolusioner yang menyebabkan berkurangnya ukuran populasi akibat berbagai dorongan seleksi alam.
Kredit: Universitas California – Davis
Jurnal: C. H. Langley, K. Stevens, C. Cardeno, Y. C. G. Lee, D. R. Schrider, J. E. Pool, S. A. Langley, C. Suarez, R. B. Corbett-Detig, B. Kolaczkowski, S. Fang, P. M. Nista, A. K. Holloway, A. D. Kern, C. N. Dewey, Y. S. Song, M. W. Hahn, D. J. Begun. Genomic Variation in Natural Populations of Drosophila melanogaster. Genetics, 2012; 192 (2): 533 DOI: 10.1534/genetics.112.142018
Jurnal: C. H. Langley, K. Stevens, C. Cardeno, Y. C. G. Lee, D. R. Schrider, J. E. Pool, S. A. Langley, C. Suarez, R. B. Corbett-Detig, B. Kolaczkowski, S. Fang, P. M. Nista, A. K. Holloway, A. D. Kern, C. N. Dewey, Y. S. Song, M. W. Hahn, D. J. Begun. Genomic Variation in Natural Populations of Drosophila melanogaster. Genetics, 2012; 192 (2): 533 DOI: 10.1534/genetics.112.142018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar